Di antara nikmat tinggal di negeri Haramain, Arab Saudi, adalah terjaganya shalat pada waktunya. Karena sampai hari ini, peraturan pemerintah Saudi masih mengharuskan penghentian kegiatan komersial saat masuk waktu shalat lima waktu.
Oleh karenanya, tidak heran jika di beberapa lokasi komersial, seperti supermarket, pihak manajemen mengumumkan lewat speaker bahwa kasir akan segera ditutup beberapa menit sebelum adzan berkumandang. Kemudian lampu pun dipadamkan sebagian, para pegawai beranjak dari tempatnya mengambil air wudhu.
Di tempat-tempat umum yang berjejer toko, tukang jahit, bengkel, restoran, di jalanan dan pasar juga demikian. Seakan dikomando, satu persatu pintu toko ditutup saat adzan. Penjaga atau penjualnya, jika seorang muslim, maka bersegera ke pergi ke masjid terdekat.
Yang lebih unik lagi, pedagang kaki lima yang biasa membuka lapaknya di sekitar halaman masjid, meninggalkan barang dagangannya saat shalat ditegakkan. Mereka tidak mengunci, memagar atau mengawasinya, ditinggal begitu saja barang-barang jualannya, untuk shalat ke dalam masjid.
Gaya hidup yang demikian ini, barangkali, tidak ditemukan di negara lain, kecuali Arab Saudi. Bagi yang tidak terbiasa, akan merasa sebal atau kerepotan mencari yang dihajatkannya saat bertepatan waktu-waktu shalat, karena toko tutup dan kegiatan komersial ditunda sebentar.
Di beberapa daerah di Arab Saudi, polisi Amr bil Ma’ruf wa Nahyi anil Munkar yang biasa dipanggil “muthowa‘”, masih ada yang berpatroli berkeliling pasar dan tempat-tempat umum untuk mengingatkan waktu shalat. Bahkan mereka diberi kewenangan menindak orang yang tidak mengindahkan waktu shalat, meskipun akhir-akhir ini dipersempit ruang geraknya dengan aturan baru.
Beberapa warga Indonesia yang baru menginjakkan kaki di Biladul Haramain ini, memiliki kesan yang miris. Menurutnya, shalat lima waktu, seperti Isya di Saudi, seperti shalat Hari Raya di kampungnya. Pasalnya, orang yang shalat berjemaah banyak bershaf-shaf, yang biasa terjadi di kampung halamannya hanya pada waktu shalat lebaran saja.
Demikianlah, semoga di manapun kaum muslimin, dapat meniru gaya hidup yang mendahulukan memenuhi hak Rabbul ‘Alamin daripada makhluk dalam urusan duniawi.[]
Konten Terkait
Video: Peta Turki 2050 Picu Kampanye Boikot Produk Turki di Arab Saudi
Kepala Dewan Kamar Dagang dan Industri di Arab Saudi, Ajlan Al-Ajlan, pada hari Selasa (23/2),
Sufisme Daulah Utsmaniyah: Akar Permusuhan Terhadap Dakwah Tauhid
Apa paham agama yang dipraktekkan Daulah Utsmaniyah sejak awal berdiri hingga keruntuhannya? Sejarawan terkemuka Turki,
Sekte Sufi Bikhtasyiah Daulah Utsmaniyah Yang Memerangi Kerajaan Arab Saudi
Doktrin “Biktasyi” yang mewarnai kehidupan agama, politik dan sosial Turki Utsmaniyah selama beberapa abad, dapat
Saudi Akan Hentikan Bisnis Perusahaan Asing Yang Tidak Berkantor di Arab Saudi
Kantor Berita Arab Saudi (SPA) pada hari Senin (15/2) umumkan tekad Arab Saudi untuk menghentikan
Menteri Luar Negeri Liga Arab Tegaskan Kembali Solusi Untuk Palestina
Menteri Luar Negeri negara-negara Arab menegaskan kembali “solusi dua negara” sebagai dasar untuk menyelesaikan masalah