Menteri luar negeri Liga Arab akan mengadakan pertemuan darurat di Kairo pada hari Ahad (19/11) untuk membahas cara-cara menghentikan campur tangan Iran dalam urusan regieonal negara Arab. Pertemuan tersebut diminta oleh Arab Saudi, didukung oleh UEA, Bahrain dan Kuwait. Dijadwalkan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, akan ikut menhadiri pertemuan tersebut.
Pertemuan tingkat menteri tersebut akan didahului dengan pertemuan Komite Menteri untuk Intervensi Urusan Dalam Negeri Arab, yang terdiri dari Arab Saudi, Mesir, UEA dan Bahrain.
Permintaan pertemuan ini merupakan inisiatif Arab Saudi pasca serangan rudal balistik Iran yang ditujukan ke kota Riyadh oleh milisi Houthi di Yaman pada 4 November lalu dan setelah terjadinya peledakan pipa minyak Bahrain Jumat lalu, sebagai ulah Iran.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohamad bin Salman menuduh Iran telah melakukan “agresi militer langsung” terhadap Arab Saudi dengan memasok rudal balistik ke pemberontak Houtsi di Yaman .
Dalam sebuah memo untuk permintaan pertemuan tersebut, Arab Saudi juga menganggap “sabotase” dan “aksi terorisme” terhdapap saluran pipa di Bahrain, telah menghentikan sementara pasokan minyak. Di sampin itu, memo tersebut juga merujuk kepada pelanggaran yang dilakukan oleh Iran di wilayah Arab, yang mengancam keamanan dan perdamaian, tidak hanya di wilayah Arab tapi juga di seluruh dunia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan bahwa negaranya memiliki hak untuk menanggapi “tindakan bermusuhan” Iran.
Al-Jubeir juga mengatakan di akun Twitter-nya bahwa campur tangan Iran di wilayah tersebut merugikan negara-negara tetangga dan perdamaian serta keamanan internasional. arabnews
Konten Terkait
12,5 Juta Pil Narkoba Dari Pelabuhan Turki Menuju Saudi, Mengapa?
Arab Saudi telah meningkatkan upayanya dalam memerangi segala jenis narkoba, didorong oleh ketakutan warga dan
Oud Indonesia Paling Populer di Arab Teluk
Aroma klasik oud (gaharu) memiliki tempat tersendiri bagi orang Saudi. Tetapi harga yang tinggi dan
Jalan Masih Panjang Untuk Rekonsiliasi Negara-negara Arab dan Qatar
Setelah pernyataan Menteri Luar Negeri Kuwait dan wakilnya, Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Muhammad bin
Pangeran Faisal: Palestina Adalah Masalah Arab yang Fundamental
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menegaskan kembali pada hari Rabu (1/12),
3 Unsur Yang Membuat Besar Kerajaan Arab Saudi
Menyambut 6 tahun Khadimul Haramain, Raja Salman bin Abdulaziz, memimpin Arab Saudi, jurnalis Turki Ali