Pasca kecamuk perang di beberapa negara Arab (Arab Spring), rakyat sipil banyak menjadi korban dan menghindar dari pusat pergolakan. Di antaranya penduduk negara Yaman dan Suriah.
Kemudian berhembus berita yang menyanjung peran satu negara tertentu dan memojokkan negara lain, padahal sama-sama negara yang dimpimpin seorang muslim, dalam menangani pengungsi korban perang.
Di antara korban pendiskreditan ini, adalah negara Kerajaan Arab Saudi. Berita yang diekspos, Saudi tidak sudi membantu pengungsi bahkan menolak memberikan wilayahnya sebagai tempat tinggal para pengungsi perang. Di saat yang sama, media dengan gempita menyebut hanya negara A, B atau C, pokoknya bukan Saudi yang rajin membantu sesamanya dalam kesusahan.
Benarkah? Mari kita lihat fakta-data di bawah ini.
- Pengungsi Suriah telah tiba di Saudi sebanyak 2.5 juta orang.
- Sebelum pada tahun 2011 masuk ke wilayah Arab Saudi tidak kurang 250 ribu orang, hingga tahun 2015 tercatat 750 ribu pengungsi lebih diterima di Saudi
- 200 ribu di antaranya menetap mendapat izin tinggal untuk bekerja dan sekolah di Arab Saudi
- 300 ribu lainnya mengantongi visa dengan batas tinggal yang ditentukan, tetapi tetap tinggal di Arab Saudi
- Lebih dari 100 ribu anak-anak usia sekolah mendapatkan fasilitas pendidikan gratis di Arab Saudi
- Warga Suriah yang mengungsi ke negara Saudi tidak diberlakukan layaknya pengungsi yang tinggal di barak-barak pengungsian atau diisolasi dalam komplek tertentu
- Mereka mendapatkan izin tinggal (iqomah), memperoleh kesempatan bekerja dan kesehatan gratis selama di Arab Saudi.
- Pengungsi Suriah di Arab Saudi, menjadi ekspatriat umumnya, tidak tampak seperti pengungsi yang hidup dilokasisasi tertentu
Lebih lanjut dalam penjelasan di sebuah koferensi pers, Menteri Luar Negeri, Adel Jubeir menjelaskan bahwa Arab Saudi telah mengeluarkan visa sebanyak 2.5 juta untuk pengungsi Suriah sejak awal kali krisis.
“Tidak ada satupun dari pengungsi Suriah tinggal di kemah, karena Khodimul Haramain menginstruksikan pengungsi Suriah agar diberikan izin menetap sebagai penduduk yang tinggal di Arab Saudi. Maka mereka bisa sekolah, mendapatkan akses kesehatan, jaminan sosial dan pekerjaan.” Jelas Jubeir.
Sama juga dengan pengungsia Yaman, 1 juta pengungsi Yaman diberlakukan sama seperti pengungsi Suriah di atas. Simak penjelasan Jubeir pada video di bawah ini.
Semoga menjadi penjelasan yang mencukupi.
Konten Terkait
Indonesia dan Saudi Masuk Daftar 18 Negara Kepercayaan Rakyat Tertinggi Terhadap Pemerintah
Indonesia dan Arab Saudi berhasil masuk dalam 18 negara yang paling tinggi tingkat kepercayaan rakyat
Video: Peta Turki 2050 Picu Kampanye Boikot Produk Turki di Arab Saudi
Kepala Dewan Kamar Dagang dan Industri di Arab Saudi, Ajlan Al-Ajlan, pada hari Selasa (23/2),
Sufisme Daulah Utsmaniyah: Akar Permusuhan Terhadap Dakwah Tauhid
Apa paham agama yang dipraktekkan Daulah Utsmaniyah sejak awal berdiri hingga keruntuhannya? Sejarawan terkemuka Turki,
Sekte Sufi Bikhtasyiah Daulah Utsmaniyah Yang Memerangi Kerajaan Arab Saudi
Doktrin “Biktasyi” yang mewarnai kehidupan agama, politik dan sosial Turki Utsmaniyah selama beberapa abad, dapat
Saudi Akan Hentikan Bisnis Perusahaan Asing Yang Tidak Berkantor di Arab Saudi
Kantor Berita Arab Saudi (SPA) pada hari Senin (15/2) umumkan tekad Arab Saudi untuk menghentikan