Arab Saudi mengutuk keras serangan bom kimia yang menargetkan warga sipil di distrik Douma, Ghouta Timur, Suriah. Arab Saudi mengatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh rezim Assad bersama sekutunya, Iran.
“Kerajaan Arab Saudi sangat mengutuk keras serangan kimia yang dilakukan oleh rezim Assad di Douma, Suriah. Masyarakat internasional harus bereaksi cepat terhadap tindakan biadab ini yang dilakukan rezim Assad terhadap warga sipil,” ungkap Pangeran Khalid bin Salman bin Abdulaziz Alsaud, seperti dilansir dari Al Arabiya, Selasa, (10/4/18).
“Serangan biadab ini adalah kelanjutan dari kejahatan yang dilakukan oleh rezim Assad dan pendukung utamanya; rezim Iran bersama proksinya (Hizbullah, milisi sekte Syi’ah yang berbasis di Lebanon). Kita harus segera menghentikan kebiadaban mereka di wilayah ini; Suriah, Yaman, dan negara lain,” tambah Pangeran Khalid.
Sementara itu, Pemerintah Suriah membantah telah melakukan serangan tersebut.
Laporan Organisasi Kemanusiaan mengatakan bahwa serangan bom kimia telah diluncurkan oleh rezim Assad pada awal pekan ini.
Dalam pernyataan bersama Syrian American Medical Society dan White Helmets menyatakan bahwa lebih dari 500 orang di Douma di bawa ke pusat-pusat medis “dengan gejala menderita serangan zat kimia”. (DH/MTD)
Sumber: moslemtoday
Konten Terkait
Kemenkes Saudi Undur Jadwal Dosis Kedua Vaksin Corona
Kementerian Kesehatan Arab Saudi umumkan untuk memperluas pemberian dosis pertama bagi mereka yang belum menerima
Raja Salman Menjawab Tuduhan Penceramah Salafi Yang Dituduh Radikal
TV One melaporkan bahwa Direksi PT Pelni memutuskan untuk meniadakan ceramah di kegiatan Ramadhan yang
Arab Saudi Urutan Kedua Dunia Untuk “Indeks Kepercayaan Konsumen”
Arab Saudi tempati urutan kedua di dunia dalam “Indeks Kepercayaan Konsumen” untuk Maret 2021, dengan
Wahabi dan Salafi Dianggap Sebagai Pintu Masuk Terorisme
Tuduhan wahabi dan salafi sebagai pintu masuk terorisme dilontarkan Ketum PBNU, Said Aqil, sebagaiamana yang
Putra Mahkota Saudi Diskusikan Kerja Sama Dengan Menlu Cina
Pangeran Muhammad bin Salman bin Abdulaziz, Putra Mahkota, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan, bertemu