Akuarium terbesar di bandara dunia, terdapat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi. Berapa ukuran dan apa saja isi akuarium terbesar di bandara dunia tersebut?
Salah satu bandara terpenting di Timur Tengah adalah Bandara Internasional King Abdul Aziz. Bandara yang baru selesai direnovasi tersebut, menghubungkan ke seluruh jaringan bandara internasional dunia.
Tepatnya di Terminal 1 KAIA Jeddah, terdapat sebuah akuarium terbesar di bandara dunia. Memiliki diameter 10 meter, tinggi 14 meter, dan kapasitas satu juta liter air tawar yang bercampur garam hasil teknologi Jerman, dan menampung lebih dari dua ribu jenis ikan.

Di antara jenis ikan dalam akuarium tersebut bervariasi, di antara ikan hiu, laghma, buntal, harimau, napoleon, mono, dan trifali. Ikan-ikan tersebut tinggal di dalam akuarium yang airnya diatur pada suhu 26 °C.
Untuk makan ikan dalam akuarium, metodenya bervariasi; diberikan secara manual juga otomatis. Ikan-ikan tersebut mengosumsi makanan laut segar dan ganggang (alga).
Saat ini Terminal 1 Bandara Jeddah yang baru, mampu menampung lebih dari 30 juta penumpang pertahun dan menyediakan 220 konter check-in, 80 konter mandiri, 46 gateway internasional dan domestik, serta memiliki sistem penanganan bagasi yang canggih. (
Konten Terkait
Pencucian Ka’bah Diundur Hingga Nanti Malam, Ini Alat dan Bahan Yang Digunakan
Mewakili Khadimul Haramain, Raja Salman bin Abdulaziz, Pangeran Khaled Al-Faisal, Penasihat Khadimul Haramain sekaligus Gubernur
Video: Aksi Simpatik Pengendara Mobil Kepada Seekor Merpati
Sebuah video singkat menjadi viral, saat seorang warga di Hail yang menyirami seekor burung yang
Saudi Luncurkan Proyek Rekonstruksi Air Bersih di Yaman
Program Pembangunan dan Rekonstruksi Saudi untuk Yaman (SDRPY) telah meresmikan proyek pengelolaan sumber air di
Harga Bensin di Saudi Naik Mulai 16 Februari 2020
Saudi Aramco mengumumkan hasil evaluasi bulanan untuk harga bensin pada Februari 2020. Sebagaimana laporan mz.net,
Sumur Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu
Diriwayatkan pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Kota Madinah pernah mengalami paceklik hingga kesulitan