Duta Besar AS untuk Arab Saudi, John Abizaid, memastikan bahwa Amerika Serikat dan dunia membutuhkan Arab Saudi dalam kemampuan strategisnya untuk melindungi bagian penting dunia.
Dalam dialog virtual di Dewan Nasional untuk Hubungan Amerika-Arab berkata, John Abizaid juga merespon sindiran Pangeran Turki bin Faisal terkait Hak Asasi Manusia.
“Banyak orang mengatakan bahwa Amerika tidak lagi membutuhkan Arab Saudi, karena Amerika Serikat sekarang memproduksi cukup minyak dan tidak lagi membutuhkan minyak Saudi lagi,” kata Dubes.
“Pendapat ini tidak akan berhasil untuk saya. Karena kami sangat membutuhkan minyak Saudi dalam ekonomi global dan kami membutuhkan diversifikasi ekonomi Saudi untuk kepentingan ekonomi Teluk,” tekannya
“Dan kami membutuhkan kemampuan strategis Saudi untuk melindungi bagian penting dunia ini.”
Dia menunjukkan bahwa Arab Saudi adalah tempat berbeda yang berpikir tentang masa depan dan tidak melihat ke belakang ke masa lalu.
Untuk itu, John mencoba menjelaskan kepada staf kedutaan besar Amerika di Riyadh, bahwa Amerika Serikat harus menjadi mitra pilihan pertama Arab Saudi.
“Karena Saudi melanjutkan rencana mereka untuk melakukan diversifikasi dan mencapai tujuan Visi 2030, ini demi kepentingan besar kami dan dari negara maju,” pungkas John.
Saksikan cuplikan videonya:
Konten Terkait
Hubungan Arab-Turki Setelah Rekonsiliasi Teluk
Turki adalah salah satu penyebab krisis Teluk, dan juga salah satu penerima manfaat terbesar darinya.
Menlu Saudi: Syarat Berdamai Dengan Israel dan Hubungan Dengan Turki “Baik dan Indah”
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan bahwa Riyadh mendukung
Pemilu AS & Arab Saudi: Menjawab Tuduhan Hubungan Saudi dan AS
Asumsi dari media dan pengamat politik yang biasanya didominasi kalangan “Saudi Hater,” selalu menuding Arab
Negara Paling Kuat di Dunia, Arab Saudi Urutan Ke-10
Portal usnews.com merilis rangking negara terkuat, yang memproyeksikan pengaruhnya di panggung dunia. Negara terkuat di
Negara Arab Mana yang Akan Mengikuti UAE Berdamai Dengan Israel?
Pemerhati politik di Timur Tengah percaya bahwa kesepakatan Uni Emirat Arab dan Israel hari Kamis