Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Departemen Sumber Daya Manusia Arab Saudi untuk penerapan 2 hari libur dalam sepekan atau 40 jam kerja dalam seminggu di sektor swasta.
Menurut studi tersebut, hal itu dapat membuat sektor swasta lebih menarik bagi tenaga kerja terampil dan profesional.
Studi tersebut dilakukan sejalan dengan strategi pasar tenaga kerja baru yang disetujui oleh Kementerian Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Sosial Saudi bulan lalu.
Kementerian SDM yakin bahwa strategi baru ini akan membawa reformasi radikal di sektor publik dan swasta di pasar tenaga kerja.
Saat ini sebagian besar perusahaan multinasional telah menerapkan kebijakan tersebut. Diperkirakan Kementerian akan menghadapi penolakan dari perusahaan menengah dan kecil.
Poling yang dilakukan akun Nidzam al-Amal al-Su’dhiy di Twitter menunjukkan 95% lebih netizen mendukung kebijakan 2 hari libur dalam seperkan. Sementara sisanya 4.2% tidak menyetujuinya.
Berikut hasil poling yang berakhir 6 Februari, diiukit 42,442 voter:

Konten Terkait
Di Masa Pandemi, 12 Ribu Lebih Warga Asing di Saudi Kembali ke Negaranya
Sampai saat ini, warga asing di Arab Saudi yang terdaftar dalam program inisiatif “Awdah” mencapai
Tertinggi, Warga Asing di Arab Saudi Terinfeksi Corona Dalam Satu Pekan Terakhir
Jumpa Pers hari Sabtu (11/4) sore tadi, terungkap komposisi penduduk di Arab Saudi yang terinfeksi
Menghitung Denda Pelanggaran Usaha di Arab Saudi
Di saat pandemi virus corona, sebagian orang mencari kesempatan dalam kesempitan. Di antaranya, menimbun stok
Pesan dari Dokter, Anak, Bapak, Saudara dan Teman Arab Saudi
Berbagai macam langkah dan upaya pemerintah Arab Saudi melindungi warganya dan ekspatriat yang bermukim di
Pandemi Corona: Penangguhan Transportasi Lokal dan Ketersediaan Logistik di Seluruh Wilayah Saudi
Pemerintah Arab Saudi menangguhkan semua penerbangan domestik, bus, taksi dan kereta api selama 14 hari