untuk kecukupan cadangan devisa, realisasinya 6,2 bulan impor, lebih tinggi tinggi dari targetnya 5 bulan impor
Jakarta – Pengurus Bank Tanah Air (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa 40 indikator kinerja utama BI, salah satunya tingkat pemuaian inti, volatilitas nilai tukar rupiah, juga kecukupan cadangan devisa, dapat tercapai secara baik pada triwulan I tahun ini.
“Secara keseluruhan, seluruh indikator kinerja itu dapat kami capai secara baik, bahkan sejumlahnya itu tambahan baik dari yang tersebut ditargetkan,” kata Perry Warjiyo di Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI ke Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Ia menyampaikan bahwa indikator yang dimaksud termasuk tingkat pemuaian inti yang pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 1,77 persen year-on-year (yoy), masih di kisaran target 2,5 plus minus 1 persen.
Menurutnya, hal yang disebutkan berkat implementasi kebijakan moneter yang digunakan tepat juga kolaborasi yang baik antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) juga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Indikator volatilitas nilai tukar rupiah, lanjutnya, juga masih terpantau lebih tinggi rendah daripada target ke nomor 5,5 persen year-to-date (ytd) sebagai hasil dari beragam upaya intervensi moneter, penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), juga kenaikan BI rate.
“Demikian juga untuk kecukupan cadangan devisa, realisasinya 6,2 bulan impor, tambahan tinggi dari targetnya 5 bulan impor kemudian kami memandang ini masih lebih tinggi dari cukup untuk menstabilkan nilai tukar rupiah,” ucap Perry.
Terkait perkembangan kredit, ia menuturkan bahwa pencapaian indikator yang dimaksud melebihi target yakni 12,4 persen dari target 10 plus minus 1 persen oleh sebab itu adanya insentif likuiditas dari BI terhadap perbankan untuk menyalurkan kredit pada sektor-sektor prioritas.
Ia menyatakan bahwa indikator likuiditas juga tercapai dengan realisasi 29,55 persen, sangat dalam berhadapan dengan target 10 persen, sedangkan rasio pembiayaan inklusif makroprudensial (RPIM) tercatat pada bilangan bulat 33,55 persen dengan target 30 persen.
“Untuk pengedaran uang lalu sistem pembayaran itu ada indikator realisasi mengenai QRIS, tingkat kelayakan uang, kemudian berubah-ubah strategi-strategi yang digunakan ada sebagai komitmen kami untuk terus mendigitalkan keuangan dan juga juga menjamin ketersediaan rupiah dengan uang layak edar salah satunya wilayah terdepan, terluar, kemudian terpencil,” ujar Perry.
Pihaknya mencatat hingga triwulan I tahun ini, besar proses QRIS telah lama mencapai 973,07 jt kegiatan dari target 2 miliar proses sepanjang 2024.
Selanjutnya, ia menyampaikan capaian sebagian indikator terkait keuangan inklusif serta syariah, seperti pengembangan UMKM yang dimaksud telah lama mencapai 3.848 UMKM dari target 6.200 UMKM dan juga perluasan akses pangsa dan juga pembiayaan UMKM Rp15,72 miliar dari target Rp450 miliar.
“Local currency transaction (dengan negara mitra) juga telah berkembang 4,88 persen, lebih lanjut membesar dari yang digunakan ditargetkan (sebesar 3 persen dari pangsa nilai transaksi),” imbuh Perry.
Artikel ini disadur dari BI sebut seluruh indikator kinerja tercapai baik pada triwulan I 2024