News  

BI targetkan lembaga CCP mulai berjalan pada semester II tahun ini

BI targetkan lembaga CCP mulai berjalan pada semester II tahun ini

Sekarang ini telah tinggal persetujuan antarpemegang saham.

Jakarta – Deputi Pengelola Senior Bank Tanah Air (BI) Destry Damayanti menyampaikan bahwa Central Counterparty (CCP), lembaga penjamin kegiatan derivatif suku bunga kemudian nilai tukar, ditargetkan mulai beroperasi pada semester II tahun 2024.

“Sekarang ini sudah ada tinggal persetujuan antarpemegang saham. Jadi sudah ada dan juga kami rencanakan pada 2024 ini di dalam semester kedua akan mulai implementasi untuk CCP,” kata Destry Damayanti pada rapat sama-sama Komisi XI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

Ia menuturkan bahwa beroperasinya lembaga khusus kliring sentral proses derivatif suku bunga kemudian nilai tukar yang disebutkan diharapkan meningkatkan kegiatan lingkungan ekonomi uang, akibat instrumen Repurchase Agreement (Repo), Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun hedging instrument lainnya dapat diperdagangkan dalam lembaga tersebut.

Menurutnya, hal yang dimaksud merupakan salah satu upaya pihaknya untuk memperkuat kemudian mempertahankan stabilisasi nilai tukar rupiah pada jangka menengah lalu panjang.

“Ditambah tentunya kami tetap melakukan intervensi kemudian juga tetap akan menggunakan BI rate sebagai policy rate kami pada pada waktu dibutuhkan,” ujar Destry.

CCP akan berperan sebagai penjamin pada antara para pihak yang tersebut melakukan proses derivatif suku bunga lalu nilai tukar, untuk memitigasi risiko kegagalan kegiatan antarpihak, risiko likuiditas, lalu risiko dikarenakan volatilitas tarif pasar.

Selain pengoperasian CCP, ia mengemukakan bahwa upaya jangka menengah juga panjang BI di membantu penguatan rupiah adalah dengan terus mengupayakan pengimplementasian Local Currency Transaction (LCT) yang sekarang ini juga dikembangkan untuk sistem pembayaran.

Pihaknya mencatatkan bahwa besar operasi LCT terus meningkat mencapai 39 persen per Mei 2024 dibandingkan tahun berikutnya dengan nilai proses sebesar 3,8 miliar dolar AS.

“Dan jumlah total pelakunya pun terus bertambah, kalau pada 2023 baru 2.602 nasabah, pada Mei 2024 sudah ada mencapai 4.386 pelaku,” katanya lagi.

Destry menyatakan bahwa penerapan LCT sekarang baru ke empat negara, yakni Malaysia, Thailand, Jepang, dan juga Tiongkok. Pihaknya sekarang ini sedang memperluas implementasi LCT ke berubah-ubah negara lain juga berada dalam di rute penyusunan MoU kerja mirip dengan Korea Selatan, Singapura, lalu Uni Emirat Arab.

“Jadi, kami akan terus lakukan peningkatan untuk acara LCT kami ini tentunya dengan mempertimbangkan karakteristik dari hubungan perekonomian kita dengan negara-negara mitra plus kesiapan dari bank sentral ke negara masing -masing,” katanya pula.

Artikel ini disadur dari BI targetkan lembaga CCP mulai berjalan pada semester II tahun ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *