Reporter: | Editor:
PT Akselerasi Usaha Indonesia (Akseleran) angkat bicara menanggapi rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menurunkan bunga pinjaman industri fintech peer to peer (P2P) lending pada tahun depan. Menurut perseroan hal ini dapat berdampak pada hal.
CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan menyebut penurunan bunga pinjaman bukan cuma berdampak pada imbal hasil lender tetapi juga pada inklusi keuangan perusahaan.
“Apalagi borrower-borrower kami kecil sizenya, seperti online merchant dan lainnya itu, bunganya all-inhanya sampai 2,5% per bulan. Hal ini yang kami nanti akan kesulitan untuk layani kalau di tahun depan, pinjaman diturunkan bunga maksimalnya,” kata pimpinan & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, terhadap KONTAN, Hari Jumat (18/10).
Rencananya bunga pinjaman konsumtif akan turun dari 0,3% menjadi 0,2%, sedangkan produktif masih tetap diperhankan 0,1%.
Baca Juga:
Meski begitu, Ivan memaparkan bahwa pihaknya masih mengukur efek terkait penyesuaian bunga pinjaman yang mana akan berlaku tersebut.
“Memang pada dasarnya, penurunan tingkat bunga akan mempengaruhi sektor fintech lending secara keseluruhan,” kata dia.
Industri fintech peer to peer (P2P) lending, terkhusus sektor konsumtif, akan dihadapkan lagi terhadap penurunan bunga menjadi sebesar 0,2% per hari pada awal tahun 2025, dari yang sebelumnya 0,3% per hari.
Sedangkan untuk sektor produktif, tiada ada penurunan bunga pada tahun depan, masih kekal mirip bunganya sebesar 0,1% per hari, sejak awal tahun 2024.
Adapun penurunan suku bunga tersebut, disebut akan berdampak ke imbal hasil yang tersebut akan didapatkan oleh lender atau pemberi pinjaman untuk fintech lending.
Baca Juga:
Dia menyebutkan, hingga pada waktu ini total lender retail ke Akseleran lebih besar dari 200.000, sedangkan institutional ada belasan bank. Di mana, institutional memberikan sekitar 60% funding, kemudian lender ritel memberikan berjumlah 40% pendanaan.
Untuk itu, Ivan mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus-menerus menerapkan strategi agar lender terus berminat pada memberikan pinjaman. Salah satunya seperti memberikan peace of mind ke para lender sehingga mereka itu kekal senang memberikan pendanaan dalam platform digital Akserelan.
“Peace of mind ini tercapai dengan Non Performinf Loan (NPL) yang mana rendah. Nah, NPL yang digunakan rendah ini tercapai dengan assessment pinjaman yang digunakan prudent,” kata dia.
Ia menyebutkan, sampai dengan September 2024, penyaluran pinjaman Akseleran mencapai sebesar Mata Uang Rupiah 2,25 triliun.
Selain itu, Akseleran juga telah lama menerapkan beberapa jumlah strategi untuk menggerakkan peningkatan penyaluran pembiayaan tersebug. Di antaranya, menerapkan direct sales, yang mana diharapkan dapat meraih lebih lanjut berbagai pinjaman.
Selanjutnya, dari sisi channel partnership juga dijalankan dengan media digital, salah satunya pada strategi perusahaan untuk mendapatkan lebih lanjut sejumlah lagi borrower.
Selanjutnya:
Menarik Dibaca:
Cek Berita juga Artikel yang lain dalam
Artikel ini disadur dari OJK Bakal Turunkan Bunga Pinjaman Tahun Depan, Akseleran Beberkan Beberapa Dampaknya