Post Views: 31
DKI Jakarta –
Pemerintah melalui Kementerian Koperasi kemudian UKM (Kemenkop UKM) mengumumkan bahwa mulai tahun 2025, inisiatif Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan menerapkan sistem
innovative credit scoring (ICS) pada serangkaian penyaluran pinjaman. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi pada penilaian kelayakan peminjam juga meminimalkan risiko kredit macet.
Dapat diketahui, bahwa sistem credit scoring merupakan metode yang menggunakan data statistik untuk menganggap kemampuan peminjam pada membayar kembali pinjaman. Dengan adanya sistem ini, entrepreneur mikro dan juga kecil yang mana ingin mengajukan KUR diharapkan dapat mendapatkan akses yang mana lebih besar enteng kemudian cepat.
Penerapan ini akan dilaksanakan di dalam tiga bank besar, yaitu BRI, BNI, dan juga Bank Mandiri. Strategi credit scoring ini diharapkan dapat memudahkan penduduk kemudian calon debitur pada mengakses pembiayaan KUR. Selama ini, pelaku perniagaan banyak kesulitan memenuhi persyaratan bank, seperti data histori kredit atau agunan.
Skema penerapan credit scoring KUR
Penerapan credit scoring untuk penyaluran KUR bagi UMKM sebenarnya telah dilakukan dibahas sejak tahun lalu. Hal ini disebabkan banyaknya UMKM yang digunakan kesulitan memenuhi kondisi kelayakan kredit, seperti adanya persyaratan agunan tambahan kemudian riwayat kredit sebelumnya.
Akibatnya, berbagai pelaku bidang usaha mikro dalam wilayah yang tergolong unbankable atau belum pernah mengakses layanan pembiayaan perbankan. Model credit scoring KUR yang inovatif ini akan mengkaji kelayakan kredit dengan memformulasikan juga menghitung beberapa variabel data utama.
Data yang digunakan meliputi data kependudukan, kredit perbankan, juga data alternatif seperti telekomunikasi, jaminan kesejahteraan (BPJS), pembayaran listrik, operasi e-commerce, lalu beberapa data lainnya. Data-data ini nantinya akan diproses menggunakan algoritma Machine Learning untuk memunculkan skor kredit.
Skor kredit yang dimaksud digunakan berkisar antara 1 hingga 1.000. Penjelasannya adalah nilai dalam melawan 700 salah satunya pada kategori risiko rendah, sementara skor antara 600-700 berada dalam kategori risiko menengah, lalu nilai pada bawah 600 dikategorikan sebagai risiko tinggi.
Dapat disimpulkan, untuk mendapatkan persetujuan kredit, calon debitur biasanya harus masuk pada kategori risiko rendah, yaitu dengan skor credit scoring ke menghadapi bilangan bulat 700. Dengan langkah ini, diharapkan kegiatan KUR dapat memberikan faedah yang tambahan besar bagi pelaku usaha kecil serta mikro, dan juga berkontribusi pada peningkatan perekonomian nasional.
Artikel ini disadur dari Penjelasan soal skema credit scoring untuk pinjaman KUR 2025