Reporter: | Editor:
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. eksekutif melalui Kementerian Koperasi kemudian UKM (Kemenkop) sedang mematangkan skema credit scoring untuk segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada perbankan, yang akan terlaksana mulai tahun 2025 mendatang.
Deputi Lingkup Usaha Mikro Kemenkop, Yulius mengatakan, pihaknya sudah pernah melaksanakan pilot project dengan menggunakan data debitur KUR dari berubah-ubah bank umum untuk mengamati efektivitas skema credit scoring ini.
Saat ini innovative skema credit scoring masih pada tahap persiapan dan juga pembahasan untuk melakukan langkah-langkah uji coba dengan melibatkan tiga bank penyalur KUR terbesar.
Baca Juga:
Yulius menyebut, uji coba ini akan membutuhkan waktu 6 bulan untuk mendapatkan hasil yang optimal, juga melibatkan 72.000 klien dari tiga bank.
Selain Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang mana menjadi bank terbesar penyalur KUR, diperkirakan ada dua bank pelat merah lainnya yang melaksanakan rute tahap uji coba ini, yakni Bank Mandiri serta Bank Negara Indonesia (BNI).
“Kami sudah ada lakukan (pilot project) menggunakan data debitur yang dimaksud mengakses kredit produktif dari bank secara umum yang mana bersumber dari lembaga informasi biro kredit. Dimana hasilnya, terjadi penambahan 5% debitur yang mana disetujui dengan menggunakan Innovative Credit Scoring,” ungkap Yulius untuk Kontan, hari terakhir pekan (11/10).
Skema credit scoring ini merupakan alternatif persyaratan yang digunakan akan memudahkan komunitas atau calon debitur untuk mengakses pembiayaan KUR dalam perbankan.
Pasalnya, selama ini para pelaku perniagaan di mengakses pinjaman biasanya harus memenuhi persyaratan dari bank, salah satunya menggunakan data histori kredit atau agunan yang digunakan disyaratkan bank. Namun tidaklah mampu dipungkiri mayoritas pelaku bidang usaha segmen mikro di wilayah banyak juga yang mana unbankable atau mirip sekali belum pernah mengakses layanan pembiayaan perbankan.
Baca Juga:
Alih-alih disulitkan masalah prasyarat pembukuan lalu agunan, innovative skema credit scoring KUR terbaru akan menganggap dengan memformulasi lalu mengkalkulasi beberapa variabel data utama, seperti data kependudukan lalu data kredit perbankan, lalu data alternatif seperti data telekomunikasi, data jaminan kesehatan, data pembayaran listrik, data operasi e-commerce, data media sosial, juga lainnya.
“Data-data yang dimaksud diproses melalui algoritma Artificial Intelligence serta Machine Learning yang mana kemudian menghasilkan kembali skor kredit,” ungkap Yulius.
Dalam rinciannya, Yulius menjelaskan credit score yang digunakan yakni score kredit memunculkan nilai dari 1 sampai dengan 1.000, dengan penjelasan Kuantitas Scoring di berhadapan dengan > 700 adalah kategori risiko rendah.
Sementara nilai Scoring 600-700 adalah kategori risiko menengah, serta nilai Scoring dalam bawah < 600 adalah kategori risiko tinggi.
Agar calon debitur lolos juga disetujui kreditnya, biasanya bank menyetujui di mana memang benar calon debitur masuk ke kategori risiko rendah, yaitu nilai credit scoring > 700.
Di sisi lain, jikalau mengawasi kemungkinan risiko dari dampak skema credit scoring ini, Yulius mengatakan di pelaksanaan uji cobanya, tak ada kemungkinan debitur mengalami kenaikan kredit bermasalah di dalam bank.
Baca Juga:
“Berdasarkan piloting kami, tak berpengaruh terhadap NPL,” terang Yulius.
Sementara itu, sebagai bank terbesar penyalur KUR, Bank Rakyat Nusantara (BRI) memberikan respons positif terhadap hasil skema credit scoring KUR ini.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, skema credit scoring ini telah menjadi alat untuk menafsirkan kemampuan calon debitur sehingga bank juga dapat memandang risiko dari pinjaman KUR debitur yang disebutkan melalui proses keseharian yang mana dilakukannya.
“Credit scoring telah menjadi tools untuk meng-asessement risiko kredit dari dulu kemudian sudah ada berubah jadi praktek keseharian,” ungkap Supari terhadap Kontan, Kamis (10/10).
Adapun sampai Agustus 2024, BRI telah lama menyalurkan KUR senilai Rp126,12 triliun untuk 2,6 jt debitur pelaku UMKM, atau setara dengan 76,44% dari total target penyaluran pada tahun 2024 yang dimaksud sebesar Rp165 triliun.
Sementara itu Corporate Secretary Bank Mandiri, Teuku Ali Usman memaparkan penerapan credit scoring ditujukan untuk menggerakkan penyaluran KUR yang tambahan optimal.
Saat ini Bank Mandiri telah dilakukan mempunyai bermacam strategi untuk mengupayakan penyaluran kredit ke UMKM, seperti melakukan pemetaan atau segmentasi pangsa calon debitur khususnya pelaku usaha mikro, kecil lalu menengah (UMKM). Termasuk melakukan pemetaan risiko dengan memeriksa profil usaha, kemampuan bisnis, dan juga situasi keuangan calon debitur.
“Dalam melakukan pemetaan tersebut, kami juga menerapkan kredit scoring yang digunakan mengacu pada risk appetite perseroan Hal ini dikerjakan untuk meminimalkan risiko kredit yang tersebut mungkin saja timbul pada kemudian hari,” ungkap Ali terhadap Kontan, hari terakhir pekan (11/10).
Tak cuma itu, Bank Mandiri juga mengadakan kegiatan pelatihan serta pendampingan bagi UMKM, juga mengoptimalkan keberadaan jaringan Fakultas kemudian Mandiri Agen, menyediakan layanan digital, dan juga kerjasama dengan nasabah/debitur wholesale untuk menyalurkan KUR untuk mitra binaan atau value chain-nya.
Bank Mandiri hingga akhir September 2024 telah lama menyalurkan KUR sebesar Simbol Rupiah 32,20 triliun terhadap lebih banyak dari 293 ribu pelaku bidang usaha pada seluruh Indonesia. Penyaluran KUR yang disebutkan setara dengan 85,87% dari target KUR tahun 2024 Bank Mandiri.
Jika meninjau data Bank Indonesia, penyaluran kredit UMKM dalam perbankan tercatat mencapai Simbol Rupiah 1.474,14 triliun per Juli 2024, dari total tersebut, berjumlah 45% disalurkan ke segmen mikro sebesar Mata Uang Rupiah 668,34 triliun, naik 6,5% yoy dari periode tahun berikutnya Rupiah 627,73 triliun.
Adapun rasio NPL segmen kredit mikro berada pada level 3,24% per Juli 2024, dari periode tahun berikutnya 2,70% per Juli 2023. Sementara secara umum, rasio NPL kredit UMKM berada dalam level 4,05% per Juli 2024, naik dari 3,98% per Juli 2023.
Selanjutnya:
Menarik Dibaca:
Cek Berita serta Artikel yang lain ke
Artikel ini disadur dari Tiga Bank Uji Coba Inovasi Skema Credit Scoring KUR, Ini Kriteria Debiturnya